• Sekolah Lansia Online

    Lansia adalah kelompok populasi risiko rentan terinfeksi virus Covid-19 dengan angka kematian paling tinggi sebesar 20,8% (Kemenkes, 2020). Perlu upaya strategis yang dilakukan salah satunya peran pendidikan informal bagi lansia untuk dapat membantu dalam mempertahankan kualitas hidup lansia saat pandemi atau masa adaptasi kebiasaan baru. Model kegiatan yang sudah dilakukan di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Dusun Dayakan Pengasih Kulonprogo sudah diselenggarakan Sekolah Lansia. Saat sebelum pandemi kegiatan klasikal rutin dilakukan dengan materi mengenai dasar kelanjutusiaan dan pencegahan kepikunan pada lansia. Sejak adanya covid 19 pembelajaran menjadi berhenti, namun kami Tim Pengelola IRL dan BKKBN DIY terus berupaya untuk melakukan beberapa upaya agar kegiatan Sekolah Lansia di BKL terus berjalan. 

    Setelah melakukan identifikasi terbentuklah grup sebagai media daring penyampaikan pembelajaran bagi lansia. Identifikasi anggota ini dilakukan secara berkesinambungan dari Pengurus, kader dan tiap kader memberitahu anggotanya dan didaftarkan ke grup. Saat pandemi kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung selama kurang lebih 3 bulan selain meningkatkan pengetahuan, informasi pencegahan covid 19 juga untuk memantau kondisi siswa dan keluarga. Kami dari penyelenggara mengajar melalui daring dengan media video, power point dan ada PR (Pekerjaan Rumah) yang diberikan untuk bisa dikerjakan dan dilakukan supervisi oleh guru kelas dan kader kesehatan BKL. 

    Kegiatan ini terlenggara atas inisiatif BKKBN DIY dan Indonesia Ramah Lansia serta bekerjasama puskesmas Pengasih 1, Dinas Kesehatan, RSUD Wates, Pemda Kulonprogo. Hasilnya siswa sekolah lansia meningkat pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai pencegahan covid. Lansia dan keluarganya tidak ada yang positif covid-19, serta pedukuhan Dayakan 0 kasus dan merupakan daerah hijau. Adanya kegiatan sekolah lansia berbasis daring atau elektronik ini yang dipandu melalui integrasi kurikulum dan pengajar serta pendamping di masing-masing kelompok, siswa yang semuanya lansia dapat menyerap pelajaran dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. Hal ini sudah terbukti saat kegiatan ini sudah berlangsung selama 3 bulan banyak siswa yang hingga saat ini melakukan kegiatan yang sudah diajarkan oleh pengajar. Tidak hanya sampai disitu saja para siswa juga mengajarkan keluarganya untuk mencegah covid 19 dan menjaga kesehatan.

    Tantangan terebsar adalah lansia tidak memiliki HP. Hal ini juga kami alami, peserta didik yang berjumlah 90 lansia 40% diantaranya tidak memiliki HP sehingga upaya yang kami lakukan membuat kelompok per masing-masing RT. Semoga salah satu ikhtiar metode ini yang tentunya memiliki banyak tantangan dapat membantu lansia dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku lansia sebagai upaya sehat dan mencegah terjadinya penyakit ditengah situasi belum dapat bertatap muka secara langsung. 

    Sumber berita : Dwi Endah