Penurunan fungsi
kognitif berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-hari pada lanjut
usia yang menjadi problem dalam kesehatan masyarakat, dan berdampak pada
bertambahnya pembiayaan keluarga, masyarakat dan pemerintah. Penyakit Alzheimer
adalah bentuk paling umum dari demensia dan dapat berkontribusi 60-70% dari
bentuk demensia yang lain. Menurut Suriastini, Turana, Witoelar, Supraptilah, Wicakson,
& Dwi (2016) bahwa prevalensi demensia lanjut usia umur 60 tahun atau lebih
di DI Yogyakarta mencapai 20,1%. Semakin meningkatnya umur maka tingkat
prevalensi demensia juga meningkat. Pada umur 60 tahun 1 dari 10 lanjut usia DI
Yogyakarta mengalami demensia. Memasuki
usia 70an tahun 2 dari 10 lanjut usia yang terkena demensia. Ketika memasuki usia
80an tahun 4-5 dari 10 lanjut usia yang terkena demensia dan
akhirnya saat memasuki usia 90an tahun 7 dari 10 lanjut usia mengalami
demensia. Jika dibandingkan dengan prevalensi pada tingkat global prevalensi
demensia di DI Yogyakarta jauh lebih tinggi.
Rizky Erwanto,
S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom dan Dwi Endah., MPH dari
Universitas Respati Yogyakarta dan Yayasan Indonesia Ramah Lansia (IRL) beserta
tim volunter IRL melakukan penelitian tentang perbedaan efektifitas art therapy
dan brain gym terhadap fungsi kognitif dan intelektual pada lansia demensia di Balai
Pelayanan Tresna Werdha (BPSTW) Yogyakarta. Intervensi tersebut di lakukan
selama 2 minggu. Intervensi Art therapy dilakukan di BPSTW Yogyakarta Unit
Abiyoso. Lansia menggambar kejadian yang menyenangkan maupun menyedihkan pada
saat anak-anak, remaja, dan dewasa kemudian lansia saling menceritakan hasil
gambarnya kepada sesama lansia yang lain. Intervensi Brain gym dilakukan di
BPSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Lansia melakukan senam otak yang telah
dipandu oleh instruktur dari tim volunter IRL. Kegiatan ini dilakukan di aula
secara bersama-sama. Peneliti membandingkan skor kognitif dengan menggunakan instrument
HVLT (Hopskin Verbal Learning Test)
dan membandingkan skor intelektual dengan menggunakan instrument SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) sebelum dan setelah di berikan intervensi. Selain itu
peneliti juga membandingkan perbedaan efektifitas kedua intervensi tersebut. Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa :
- Terdapat perbedaan skor kognitif yang signifikan pada responden sebelum dan setelah diberikan intervensi Art therapy, terjadi peningkatan skor sebesar 3,41 poin.
- Terdapat perbedaan skor intelektual yang signifikan pada responden sebelum dan setelah diberikan intervensi Art therapy, terjadi peningkatan skor sebesar 0,83 poin.
- Terdapat perbedaan skor kognitif yang signifikan pada responden sebelum dan setelah diberikan intervensi Brain gym, terjadi peningkatan skor sebesar 3,46 poin.
- Terdapat perbedaan skor intelektual yang signifikan pada responden sebelum dan setelah diberikan intervensi Brain gym, terjadi peningkatan skor sebesar 0,58 poin.
- Tidak ada perbedaan antara Art therapy dan Brain gym dalam meningkatkan fungsi kognitif dan intelektual pada lansia demensia, yang berarti bahwa kedua intervensi tersebut efektif dalam meningkatkan fungsi kognitif dan intelektual pada lansia demensia.