Jakarta (24/07) – Salah satu mitra kolaborasi Indonesia Ramah Lansia (IRL) yaitu Pengurus Pusat Salimah menyelenggarakan webinar nasional bertema “Peran Keluarga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Lansia.” Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 500 orang peserta di zoom meeting dan juga disiarkan live Youtube Persaudaraan Muslimah, menjadi momen diresmikannya Sekolah Lansia Salimah (Salsa). Peserta yang hadir sangat antusias mengikuti webinar terlihat dari pertanyaan yang disampaikan mengenai bagaimana pendirian Sekolah Lansia yang masuk pada chat box maupun disampaikan secara langsung melalui virtual, juga ingin mengetahui cara penanganan pada lansia supaya menjadi lansia sehat, bahagia dan mandiri.
.
Salsa sebelumnya
sudah berjalan dan terbentuk sebanyak 35 sekolah informal yang tersebar di
berbagai kabupaten, salah satunya di Bantul, DIY sebagai pionir. Jumlah siswa yang ada saat ini berjumlah 1500, dan sebanyak 242 peserta telah diwisuda.
Adapun kurikulum yang dijalankan pada program ini meliputi keagamaan, psikologi,
kesehatan, ekonomi dan keterampilan.
"Sekolah Lansia (Salsa) akan menjadi
wadah yang tepat bagi orangtua kita, untuk mendapatkan lingkungan dan suasana yang
membuat bahagia, sehat dan mandiri", tutur Etty Praktiknyowati selaku Ketua
Umum PP Salimah.
.
Mewakili Kementerian Sosial RI, hadir Drs. Andi Hanindito selaku Direktur
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia turut memberikan keynote speechnya. “Rerata umur
harapan hidup di Indonesia yakni di usia 71 tahun, dan secara keseluruhan
mengisyaratkan lansia perempuan lebih panjang umur. Dimana tak sedikit dari
mereka yang mengalami kehidupan berat (miskin dan terlantar), terlebih saat
pandemi. Kemensos hadir memberikan dukungan dan layanan untuk lansia. Melalui program
rehabilitasi sosial, lansia dan seluruh kelompok rentan dapat mengakses 7
layanan pendukung. Kemensos juga mengingatkan pemberdayaan masyarakat, agar
mampu menjalankan fungsi sosialnya dalam membantu sesama, khususnya lansia. Kementerian sosial berharap kegiatan Salimah ini dapat bersinergi dengan program Kemensos, agar maksimal
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian lansia di Indonesia.”
.
Selanjutnya acara diisi dengan berbagi kisah sukses Sekolah Lansia Salimah yang disampaikan oleh Dwi Endah, MPH dan drg.Prasasti Bintarum sebagai inisiator sekolah lansia salimah (Salsa) di PD Bantul, DIY. Webinar kali ini juga menghadirkan Dr.dr. Probosuseno, Sp.PD, K-Ger. FINASIM, SE, MM. ketua KSM dan kepala Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito yang membahas mengenai sindrom lansia dan cara penanganannya.
Hadir sebagai narasumber lain yaitu Ibu Dr (HC) Nurhayati Subakat, Apt selaku
komisaris utama PT Paragon Technology and Innovation. Di usianya yang sudah menginjak 72 tahun mengajak para lansia untuk menjaga produktivitas di usia lanjut dengan
menerapkan 5 nilai yakni; ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan
serta inovasi. “Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menjalani hari-hari
di usia lanjut. Mari kita jalani kesempatan ini dengan penuh makna dan
kebermanfaatan untuk sesama,” ujarnya.
.
Turut hadir pula publik figur Dimas Seto dan Dhini
Aminarti yang berbagi pengalamannya dalam pendampingan lansia di rumah. “Kami
sangat berterimakasih dengan adanya webinar ini, sehingga mendapat banyak ilmu
dan arahan. Tentu dalam mendampingi orang tua dengan penyakit bawaan, kami fokuskan
pada kesehatan dan utamanya terkait bagaimana menghilangkan kejenuhan dibalik
keterbatasannya. Prinsip yang selalu kami pegang adalah melakukan semua ini
sebagai bentuk ibadah. InsyaAlloh kedepannya kami ingin turut serta dalam
program Salsa ini lebih lanjut,” jelas Dimas didampingi istri.
Sumber berita : Ana Mukhlisin & Farandiza Rosalia.